Dan yang kita bisa, hanyalah berencana

aku adalah orang yang percaya kalau takdir adalah masalah giliran, kalau km bahagia maka kamu akan sedih suatu saat, begitu juga sebaliknya kalau kamu sedih maka akan ada kebahagiaan menunggu kamu on the end of the road. dan takdir tidak seperti constant binary yang isinya 1010101010, melainkan 100101101, jadi ada kemungkinan kita bahagia atau sedih secara berturut-turut.

percaya atau tidak, Tuhan tidak menciptakan takdir seperti sebuah buku dimana kita adalah authornya dan kita adalah character utamanya, tidak. takdir tidak lebih seperti sebuah draft, kita menulisnya dengan pensil dan Tuhan mempunyai penghapus dan Dia akan memutuskan mana yang baik dan mana yang tidak untuk hidup kita. jadi, seberapa bagus tulisanmu masih ada kemungkinan akan berubah. yah, kita hanya bisa merencanakan, sisanya Tuhan yang atur.

hari ini, karyawan rumah cabut lagi, 2 orang. artinya, ibu harus kerja lebih keras dari biasanya. aku bahkan tidak bisa membayangkan jam berapa dia bangun dan jam berapa dia tidur, semalam dia tidak tidur, yah TIDAK tidur! apa ibu merencanakan semua itu? tidak, dia hanya menjalani tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai orang yang punya usaha rumahan.

hari ini, ayah bilang sekali lagi kalo kami akan pindah rumah. aku tak banyak berkomentar seperti biasanya, aku cuma mengangguk, sesekali bertanya dan melihat ekspresi wajahnya. dia terlihat tenang, tapi satu hal yang saya bisa pastikan, ada ekspresi kekhawatiran di wajahnya. i can see through your eyes dad.

ayah, ibu, dan semua sudah menuliskan rencananya untuk di approve oleh Tuhan, dan aku percaya kalau Dia akan membimbing kami semua — as always.

listen to : Creepin’ in – Norah Jones